Mbak Sri adalah seorang pekerja rumah tangga yang beribadah di gereja
kami. Dalam suatu kesempatan, ia bercerita mengenai pengalamannya
ketika pertama kali datang ke gereja. Saat itu ia takut akan diejek
dan tidak diterima karena status sosialnya. Namun, ternyata ia
menerima perlakuan yang normal dari warga jemaat. Tidak sedikit pun
ia diejek atau ditolak, walaupun juga tidak disambut secara
berlebihan. Ia diterima seperti layaknya warga jemaat lain, tanpa
memandang status sosialnya. Ia pun nyaman dengan perlakuan yang
demikian, sehingga hal itu mendorongnya untuk rutin beribadah di
gereja kami.
Firman Tuhan hari ini berbicara mengenai bagaimana semestinya warga
jemaat memperlakukan sesama anggota gereja, tanpa memandang status
sosial. Orang kerap memperlakukan mereka yang kaya atau berstatus
sosial tinggi secara lebih baik daripada mereka yang miskin.
Kecenderungan ini tidak sesuai dengan firman Tuhan. Bahkan ayat 9
menyatakan dengan tegas bahwa sikap yang demikian adalah dosa, dan
oleh karena itu tidak patut dipraktikkan oleh orang percaya. Selain
itu, seperti kesaksian Mbak Sri di atas, sikap kita yang tidak
membeda-bedakan orang dapat menjadi kesaksian yang baik dan
menyemangati orang lain.
Oleh karena itu, marilah kita memperlakukan semua orang sebagai
manusia yang diciptakan dan dikasihi Allah. Bukan sebagai manusia
dengan status sosial tertentu atau semua atribut lain yang dunia
berikan. Kita menerima satu sama lain semata-mata karena Allah pun
telah menerima dan mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya --ALS
ALLAH MENCIPTAKAN KITA SEBAGAI SATU KELUARGA
AGAR TAK SEORANG PUN DIPINGGIRKAN DARI SESAMANYA
Suka Mikirin Seks... Gimana Cara Mengatasinya?
-
Diusia remaja ini banyak dari kita yang sering banget pikirannya selalu
mengarah ke seks. Kalau lagi melamun yang dipikirin seks. Duh kalau sudah
begitu ba...
14 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar