“Dream as if you’ll live forever. Live as if you’ll die today.”
“Bermimpilah seperti kamu akan hidup selamanya dan hiduplah seperti kamu akan meninggal hari ini.”
-James Dean (Aktor Amerika), 1931-1955-

Rabu, 27 Januari 2010

Keajaiban dalam Doa

Mana kala apa yang kita pikirkan tidak tepat, TUHAN berkata, "TIDAK."
Tidak - kala pemikiran itu bukan pemikiran yang terbaik
Tidak - kala pemikiran itu sama sekali salah
Tidak - walaupun pemikiran tersebut mungkin saja dapat menolongmu, namun juga akan menimbulkan masalah bagi orang lain

Mana kala waktunya tidak tepat, TUHAN berkata, "PERLAHANLAH."
Apa jadinya kelak bila TUHAN menjawab setiap doa secepat kita menjentikkan jari-jari kita? Tahukah engkau apa yang akan terjadi?
Tuhan akan menjadi hambamu, bukan Tuanmu.
Tiba-tiba saja TUHAN mengabdi kepadamu, bukan engkau yang mengabdi
kepada-NYA.

Mana kala engkau berbuat kesalahan, TUHAN berkata, "BERTUMBUHLAH."
Orang yang mementingkan dirinya sendiri harus bertumbuh di dalam ketidak-egoisan.
Orang yang terlalu berhati-hati harus bertumbuh di dalam keberanian.
Orang yang suka menguasai orang lain harus bertumbuh di dalam kepekaan.
Orang yang senang mencela harus bertumbuh didalam tenggang rasa.
Orang yang selalu berpikiran negatif harus bertumbuh di dalam sikap positif.

Orang yang senang mencari kepuasan jasmani harus bertumbuh di dalam berbagi rasa dengan orang-orang yang menderita.

Mana kala semuanya telah benar, TUHAN berkata, "PERGILAH."
Mukjizat terjadi:
Pecandu berat alkohol dilepaskan.
Pecandu obat bius menemukan kebebasannya.
Yang ragu-ragu menjadi percaya layaknya seorang anak kecil.
Jaringan tubuh yang terkena penyakit mulai menjadi sembuh karena pengobatan.

Pintu yang menuju ke arah impianmu tiba-tiba terbuka dan berdirilah Tuhan di sana sambil berkata, "PERGILAH!"

Ingatlah:
Penundaan oleh TUHAN bukan berarti pengingkaran janji TUHAN.
Waktunya TUHAN sempurna adanya.
Kesabaran adalah yang kita perlukan dalam berdoa.

Rabu, 21 Oktober 2009

Masa Dalam Kehidupan

Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.... Janganlah membuang aku pada masa tuaku (Mazmur 71:6,9)

Ketika masih muda, kita tak sabar menunggu masa dewasa. Ketika sudah tua, kita merindukan kembali masa muda yang sudah berlalu. Sungguh ironis!

Allah ingin kita menerima setiap masa dalam hidup dengan sukacita. Berapa pun usia kita, Dia meminta kita berjalan menuju kehendak-Nya, dan menerima setiap pergumulan yang Dia izinkan terjadi seiring dengan kekuatan yang Dia sediakan.

Seorang wanita yang menghadapi cobaan karena bertambahnya usia bertanya kepada J. Robertson McQuilkin, seorang utusan Injil, "Mengapa Allah membiarkan kita menjadi tua dan lemah?" McQuilkin berpikir sejenak dan menjawab, "Saya pikir, Allah telah merancang bahwa kekuatan dan kecantikan orang muda bersifat jasmani. Namun, kekuatan dan kecantikan usia tua bersifat rohani. Lambat laun kita kehilangan kekuatan dan kecantikan yang sementara itu, sehingga dapat memusatkan perhatian pada kekuatan dan kecantikan yang kekal. Dengan demikian kita berhasrat meninggalkan bagian dari diri kita yang sementara dan memburuk, dan sungguh-sungguh merindukan rumah abadi kita. Jika kita tetap muda, kuat dan cantik, kita tidak akan pernah mau meninggalkannya."

Apakah Anda berada di musim semi kehidupan? Percayalah pada waktu Allah dalam mewujudkan impian Anda. Apakah Anda berada di musim panas atau musim gugur? Hadapilah tantangan yang Anda jumpai setiap hari. Dan bila Anda merasakan dinginnya musim dingin, berusahalah mengenal Allah dengan lebih baik. Kehadiran-Nya dapat menjadikan setiap masa dalam hidup Anda penuh dengan kekuatan dan kecantikan.

Only this hour is mine, Lord --
May it be used for Thee;
May every passing moment
Count for eternity. --Christiansen

PENYERAHAN DIRI KEPADA KRISTUS BUKANLAH PILIHAN SATU KALI MELAINKAN TANTANGAN SETIAP HARI

Jangan menendang kucing jika anda digigit anjing

Satu kali, saat berjalan pulang dari gereja, seorang pendeta bertemu seorang bapak yang ia tahu tadi tidak datang ke kebaktian. “Halo, Pak.Mengapa tadi tidak datang ke kebaktian ?” Tanya pendeta itu. Bapak itu lalu menceritakan sikap seorang majelis yang minggu lalu sungguh menjengkelkannya. “Oh, begitu. Lalu mengapa Anda tidak pulang dan melampiaskannya dengan memukul istri anda saja?” sahut sang pendeta. “Lho? Pak pendeta ini bagaimana? Istri saya kan tidak salah apa-apa.” Jawab si bapak dengan keheranan. “Nah, Tuhan pun tidak punya salah apa-apa dengan anda bukan?”

Jangan menendang kucing jika anda digigit anjing. Tentu saja, ilustrasi diatas bukannya ingin mengatakan bahwa beribadah di gereja adalah hal yang terpisah, bahwa hal itu dapat dilakukan tanpa perlu menjalin hubungan yang baik dengan para jemaat dan para hamba Tuhan di gereja. Justru, kita harus ingat, bahwa saat kita melakukan sesuatu kepada sesama kita berarti kita juga melakukan sesuatu kepada Tuhan. Jika Tuhan adalah Kepala Gereja, bagaimana mungkin kita mencintai kepala tapi membenci tubuh-Nya? Dan jika suatu saat kita mungkin kesal dengan beberapa oknum di gereja, apakah kekesalan itu layak untuk ditukar dengan hubungan kita dengan Tuhan.

Mulailah belajar melihat sesama dan persekutuan dengan saudara seiman kita dalam kerangka ini. Mengasihi Tuhan berarti juga mengasihi sesama. Bahkan Alkitab menyatakan, jangan kita melayani dan memberi persembahan pada Tuhan jika hati kita masih ada permasalahan dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, jangan sampai pelayanan dan persekutuan kita yang seharusnya untuk memuliakan Tuhan, justru dilakukan hanya demi menyenangkan manusia saja. Singkatnya, ibadah, pelayanan, dan persekutuan kita merupakan suatu kesatuan, yang semua didasari oleh kasih pada Tuhan dan sesama. Sudahkah kita melakukannya?

temukan semua di : www.jubille.blogspot.com