“Dream as if you’ll live forever. Live as if you’ll die today.”
“Bermimpilah seperti kamu akan hidup selamanya dan hiduplah seperti kamu akan meninggal hari ini.”
-James Dean (Aktor Amerika), 1931-1955-

Senin, 01 Juni 2009

Allah yang Kudus

Apa tujuan Allah menyatakan diri-Nya kepada umat Israel di kaki
gunung Sinai? Setelah umat merespons perjanjian Sinai secara
positif, maka perjanjian itu perlu mendapatkan pengesahan dan
penjabaran lebih lanjut.

Penyataan Tuhan ditujukan untuk dua hal penting. Pertama, supaya
umat Israel mengenal sungguh-sungguh siapa Allah yang kepada-Nya
umat diikat dalam perjanjian. Itu sebabnya, sebelum Tuhan
menyatakan diri-Nya kepada mereka, mereka perlu mempersiapkan
diri dengan sungguh-sungguh. Mereka disuruh menguduskan diri
dengan menjaga kebersihan tubuh (ayat 10, 14) dan tidak
bersetubuh (ayat 15). Bukan berarti bahwa tindak persetubuhan
merupakan dosa, melainkan supaya tubuh tidak dinajiskan oleh
cairan yang keluar sebagai akibat tindakan persetubuhan tersebut
(lih. Im. 15). Mereka harus menjaga diri untuk tidak menyentuh
apalagi mendaki gunung Sinai karena Allah hendak menyatakan
diri-Nya di situ (ayat 12-13). Intinya Allah yang kudus tidak
boleh dihampiri secara sembarangan.

Kedua, supaya umat Israel melihat bahwa Musa adalah orang yang Tuhan
pilih sebagai pengantara Allah untuk berbicara dan mengajar
mereka mengenai esensi perjanjian Sinai (ayat 9). Hal ini
penting karena Musalah yang akan menerima Taurat dan penjabaran
detailnya untuk selanjutnya ia ajarkan kepada segenap umat
Israel. Ini adalah hak prerogatif Allah dalam memilih hamba-Nya
dan semua umat harus menerima penetapan Allah tersebut.

Di dalam Kristus, tidak ada lagi jurang pemisah antara manusia
dengan Allah. Sayang, kadang kita memperlakukan Allah dengan
sembarangan. Dia tetap Allah yang kekudusan-Nya tidak boleh
disepelekan. Mari periksa sikap ibadah kita. Adakah sikap hormat
dan khidmat dalam ibadah? Atau malah kita memikirkan dan
melakukan hal lain, bercakap-cakap misalnya. Motivasi kita
beribadah pun harus diperiksa ulang, apakah karena Dia yang
layak disembah atau sebenarnya kita sedang mengharapkan
berkat-Nya semata.

Tidak ada komentar: