“Dream as if you’ll live forever. Live as if you’ll die today.”
“Bermimpilah seperti kamu akan hidup selamanya dan hiduplah seperti kamu akan meninggal hari ini.”
-James Dean (Aktor Amerika), 1931-1955-

Senin, 01 Juni 2009

Kedahsyatan Penyataan Allah

Seperti apakah penyataan Allah? Kebanyakan kita mungkin belum pernah
memiliki pengalaman merasakan kehadiran Allah. Umat Israel pun
selama itu hanya melihat kehadiran Allah lewat mukjizat dan
tanda-tanda yang diperagakan Musa. Namun kali ini Allah sendiri
menyatakan kehadiran-Nya secara langsung.

Kehadiran Allah di gunung Sinai tentu tidak bisa dilihat secara
kasat mata karena Dia adalah Roh adanya. Namun kehadiran-Nya
ditandai gejala alam seperti yang digambarkan perikop ini yaitu
guruh, petir, awan yang pekat, bunyi sangkakala, dan api yang
asapnya begitu tebal seperti dari dapur perapian. Nyatalah bagi
bangsa Israel sekarang bahwa Allah mereka adalah Allah yang
begitu agung dan mulia, begitu tinggi, jauh di atas manusia.

Dengan penyataan yang begitu dahsyat, Allah menunjukkan
kehendak-Nya. Pertama, sekali lagi Allah ingin mengajari umat
agar tidak sembarangan menghampiri Allah yang Maha Kudus.
Kekudusan Allah akan menghanguskan manusia bagai api yang
membakar semua kotoran (lih. Kel. 24:17; Ibr. 12:29). Kedua,
agar umat menyadari bahwa Allah berdaulat atas alam, juga atas
umat manusia. Kesadaran akan hal itu seharusnya membuat umat
Tuhan siap mendengarkan firman Tuhan yang akan menjadi pedoman
bagi mereka untuk hidup sesuai perjanjian-Nya, sekaligus
menikmatinya. Segera sesudah penyataan-Nya ini, Allah langsung
mengajarkan Sepuluh Hukum Allah yang menjadi fondasi hidup dan
karakter umat Tuhan (Kel. 20:1-17).

Syukur kepada Kristus karena kita dapat menghampiri Allah dengan
keberanian iman kita. Namun hendaknya kita datang bukan karena
hanya mengharapkan berkat-Nya yang berlimpah. Penyataan-Nya yang
dahsyat harus menyadarkan kita bahwa Dia berdaulat atas segala
hal dalam hidup kita. Oleh karena itu, marilah kita menghampiri
Dia dengan hati yang tunduk, dengan keterbukaan untuk diajar,
dibentuk, dan diutus-Nya menjadi berkat untuk sesama.

Tidak ada komentar: