“Dream as if you’ll live forever. Live as if you’ll die today.”
“Bermimpilah seperti kamu akan hidup selamanya dan hiduplah seperti kamu akan meninggal hari ini.”
-James Dean (Aktor Amerika), 1931-1955-

Selasa, 30 Juni 2009

Tetaplah Berlari

Tetaplah berlari! (a letter from God)

AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca suratmu. Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak akan menyerah? Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit bagimu, tapi, anakKu, kuatkan hatimu. Tetaplah berlari dalam track yang sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu. Bila kau merasa lelah, berhentilah sejenak, ambil roti dan air hidup yang PutraKu telah tawarkan dan makanlah. Aku yakin, setelah kau mendapatkan keduanya, kau akan merasa segar kembali. Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan mulai langkahkan kakimu untuk bergerak maju. Fokuskan pandanganmu pada apa yang ada di depanmu, pada tujuan yang kau miliki, yaitu menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.

Buanglah kemarahan dan sakit hati yang menghantui pikiranmu. Amarah dan sakit hati itu tidak ada gunanya, hanya menguras tenaga dan menghambatmu mencapai tujuan. Terkadang Aku mengijinkan hal-hal yang buruk terjadi karena Aku ingin melatihmu. Aku ingin kaki-kakimu menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Dengan begitu engkau dapat berlari dengan lebih cepat. Berhentilah mengasihani dirimu sendiri, berdirilah tegap, dan punyailah mental seorang pemenang. Seorang pemenang, bukan dilihat dari berapa kali ia sukses meraih gelar juara. Di mataKu, seorang pemenang adalah seorang yang tidak pernah menyerah terhadap kegagalan, yang mau bangkit setiap kali ia jatuh. Karena itu, jangan pernah menyerah ketika kau jatuh tersandung kerikil-kerikil di sepanjang jalanmu. Jangan pula kau merasa malu terhadap dirimu sendiri. Angkat kepalamu dan teruskan perjalananmu mencapai finish.

Ketika pertandingan dimulai, Kuharap kau bisa mengacuhkan omongan orang-orang yang menonton di bangku stadion. Jangan merasa sombong karena pujian atau karena kau diunggulkan. Pujian dan pengagungan yang keluar dari mulut mereka terkadang hanya sekedar basa-basi di depan para juara. Tak jarang, kata-kata manis itu akan segera berubah menjadi kritikan pedas dan kecaman ketika para juara itu gagal. Karena itu, kau juga tidak perlu risau ketika mendengar pernyataan-pernyataan skeptis yang mengatakan engkau pasti kalah. Kau bukan bertanding atas kemauan mereka. Kau juga tidak hidup berdasarkan omongan mereka. Pelari yang berpengalaman tahu akan hal itu. Karena itu, tidak usah pusing dengan perkataan-perkataan mereka. Fokuskan pikiranmu pada tujuan yang semula, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain, tapi untuk menyelesaikan pertandingan. Aku, Pelatihmu, tidak pernah meragukan kemampuan yang kau miliki. Aku tahu seberapa besar potensi yang ada padamu dan Aku tahu kau pasti bisa mencapai garis finish dengan gemilang.Selamat berjuang anakKu, Aku menunggumu di garis finish.

Yang mengasihimu,Ayahmu, Pelatihmu, Sahabatmu, Penonton setiamu

Tuhan.

Kadangkala Hidupmu Menangis

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu. Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !! Bangkitlah !!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. demikian juga dirimu. kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil.Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain?

Bukankah AKU udah menyediakan suksesmu sendiri?
Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya.

Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air..Selalu mengalir...melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.

Anak-Ku,,,jangan mau dikalahkan oleh keadaan,,tetapi kalahkan keadaaan !!

Anak-Ku yang terkasih,,,jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik.

Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman.

Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah untuk itu kau hidup? untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.

Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik.
Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.
AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.
AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!

Ayah yang selalu mengasihimu, ,

YESUS

Source: Elia Stories

Senin, 29 Juni 2009

MAKNA CINTA

Share dari Temen...

Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", tanya suami saya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan," jawab saya.

Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Dan akhirnya suami saya bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,"Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya :
"Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok." Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ......"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.
"Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya.
Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."
"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."
"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."
"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."
"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.
"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu.
"Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya."Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.

Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."
"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia.
"Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

Kamis, 25 Juni 2009

God’s Phone Line

Bayangkan bila kita pada saat berdoa kita mendengar jawaban ini:

“Terima kasih Anda telah menghubungi Rumah Bapa.

Pilihlah salah satu:

....tekan 1 untuk meminta

...tekan 2 untuk mengucap syukur;

..tekan 3 untuk mengeluh;

..tekan 4 untuk permintaan lainnya.”

Atau, bagaimana jika Allah memohon maaf seperti ini :


“Saat ini semua malaikat sedang membantu yang lain. Tetaplah menunggu, Panggilan anda akan dijawab sesuai urutannya.”


Atau bisa juga Anda mendengar ini:


“Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelepon hari ini,silahkan mencoba kembali esok hari.” “Kantor ini ditutup pada hari Minggu, silahkan menelpon lagi pada hari Senin setelah pukul 9 pagi.”


Namun, puji Tuhan, Allah mengasihi kita, kita dapat menelponnya setiap saat ! kita hanya perlu memanggil sekali dan Dia mendengar kita, karena Yesus , kita tak akan pernah mendengar nada sibuk. Tuhan menerima panggilan dan tahu siapa pemanggilnya secara pribadi.


Ketika kita memanggil, Tuhan menjawab ; kita menangis minta tolong dan Dia akan berkata: “Ini Aku” ( Yesaya 58:9)


Ketika kita memanggil, gunakan “Nomor Telepon Darurat” di bawah ini:

* Saat berduka cita, putar Yohanes 14

* Ketika dikecewakan sesama, putar Mazmur 27

* Jika Anda ingin berbuah, putar Yohanes 15

* Ketika Anda berdosa, putar Mazmur 51

* Ketika Anda khawatir, putar Matius 6:19-34

* Ketika Anda dalam bahaya, putar Mazmur 91

* Ketika Tuhan terasa jauh, putar Mazmur 139

* Ketika iman Anda perlu dikuatkan, putar Ibrani 11

* Ketika Anda merasa sendiri dan takut, putar Mazmur 23

* Ketika hidup Anda sedang dalam kepahitan, putar 1Korintus13

* Untuk rahasia kebahagiaan Paulus, putar Kolose 3:12-17

* Untuk arti kekristenan, putar 1 Korintus 5:15-19

* Ketika Anda merasa kecewa dan ditinggalkan,putar Roma 8:31-39

* Ketika Anda menginginkan kedamaian dan ketenangan,putar Matius11:25-30

* Ketika dunia terlihat lebih besar dari Tuhan, putar Mazmur 90

* Ketika Anda ingin p;jaminan kekristenan, putar Roma 8:1-30

* Ketika Anda berangkat kerja atau berpergian,putar Mazmur 121

* Untuk penemuan/kesempatan besar, putar Yesaya 55

* Ketika Anda membutuhkan keberanian untuk suatu tugas, putar Yosua 1

* Supaya Anda dapat bergaul dengan baik terhadap sesama, putar Roma 12

* Ketika Anda memikirkan kekayaaan, putar Markus 10

* Saat Anda mengalami depresi, putar Mazmur 27

* Jika Anda kesulitan keuangan, putar Mazmur 37

* Jika Anda kehilangan kepercayaan terhadap orang,putar 1 Korintus 13

* Jika orang di sekitar kita tampak berlaku tidak baik, putar Yohanes 15

* Jika Anda putus asa dengan pekerjaan , putar Mazmur 126

* Ketika Anda menemukan dunia mengecil dan Anda merasa besar , putar Mazmur19


Nomor-nomor tersebut dapat langsung dihubungi.

Operator tidak diperlukan.

Seluruh saluran ke Surga terbuka 24 jam sehari!

Dan, yang penting, bagikan daftar telepon ini kepada orang-orang yang kita kasihi di sekeliling kita.

Siapa tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya .


*God Bless You*

Selasa, 23 Juni 2009

Hati Hamba

Lukas 17:7-10 Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (Ayat 10)

Menjadi seorang hamba tidaklah berarti menjadi seorang yang hanya tunduk pada tuannya tanpa memahami arti dari menundukkan itu sendiri. Karena mudah saja bagi seseorang menunjukkan sikap tunduk tetapi kemudian apa yang dikerjakan sebenarnya,hanyalah untuk mendapatkan sesuatu bagi dirinya sendiri. Dan celakanya adalah bahwa ketika apa yang diinginkan itu tidak diperoleh maka timbullah kekecewaan, dan rupa-rupa protes bahkan mungkin saja berakhir pada pemberontakan.

Dalam gereja pun banyak ditemui gejala-gejala seperti ini. Dengan motivasi untuk menunjukkan kelebihannya, talentanya, atau hal-hal yang lain yang mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri, dapat membuat seorang pelayan atau hamba Tuhan seakan sedang melayani Tuhan dengan penuh kerendahan hati. Namun suatu saat kemurnian hati sebagai seorang hamba itu akan nampak ketika ada sesuatu yang membuatnya kecewa. Timbulah sungutan, protes dan bahkan mungkin juga keputusan untuk meninggalkan pelayanan dengan membawa kepahitan.

Lukas 17 ayat 10 katakan, Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

Berdasarkan ayat diatas ada beberapa hal yang perlu kita renungan agar kita dapat menjadi seorang yang benar-benar memiliki hati hamba dan memberikan yang terbaik bagi Tuhan.

1. Selidikilah apa sesungguhnya yang menjadi alasan bagi kita dalam melayani Tuhan. Apakah karena tuntutan tugas dalam gereja, atau sekedar mengisi kekosongan.. atau karena uang, atau seribu alasan lain yang bertujuan untuk memuaskan diri kita sendiri? Orang yang mengisi kekosongan waktunya dengan melayani, pada awalnya akan nampak memiliki kesungguhan. Tetapi waktu akan membuktikan bahwa orang-orang yang demikian tidak akan bertahan lama, karena kejenuhan akan membuatnya mulai mencari kesibukan lain untuk mengisi waktu yang kosong. Demikian juga dengan orang yang melayani karena uang. Tingkat kehidupan manusia yang beraneka ragam akan membuat manusia tidak pernah dipuaskan dengan apa yang dimiliki. Dan orang-orang yang tidak memiliki karakter yang kuat, akan mudah menukar apapun demi kebutuhan hidup.

Satu-satunya alasan yang paling tepat, yang harus dimiliki dalam melayani oleh setiap orang yang menamakan dirinya hamba Tuhan atau pelayan Tuhan adalah karena kesadaran bahwa dirinya adalah seorang hamba yang tidak punya hak lagi atas dirinya tetapi hanya melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan (ayat 10 “… kami hanya melakukan apa yang kami harus lalukan”.)

2. Seorang yang memiliki hati hamba akan melakukan tugasnya dengan penuh kerendahan hati tanpa mengharapkan pujian dari manusia. (ayat 9 “Adakah ia berterimakasih kepada hamba itu,…”) Orang yang melayani dengan mengharapkan pujian, juga bisa saja nampak bersungguh-sungguh dalam melayani. Dan mungkin saja ia memang akan mendapat pujian dari manusia sebagai apresiasi atas apa yang telah dilakukannya. Tetapi ketika pujian seperti itu terus diterima... dimana pujian itu akan disimpan? Apakah dikembalikan kepada Tuhan yang layak untuk menerima pujian, atau disimpan untuk diri sendiri?

Dalam gereja ada banyak sekali hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang tanpa disadari sedang berdiri untuk melayani diri sendiri. Dan adakah upah kekal yang akan diterima kelak selain dari pujian manusia yang juga akan mati dengan semua pujiannya? Mulailah selidiki hati kita... Tuhan tidak menginginkan kelebihan dan kehebatan kita, Dia hanya menginginkan hati yang dipersembahkan bersama dengan seluruh hidup kita.

3. KETAATAN.
Ketaatan adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang hamba kepada tuannya. Dan jika kita mengatakan kita adalah hamba Tuhan atau pelayan Tuhan berarti kita harus taat kepada tuan kita yaitu ALLAH.

Dalam buku “upah dari penghormatan” yang ditulis oleh JHON BEVERE dikatakan, jika seorang taat kepada ALLAH berarti dia juga harus taat kepada orang-orang utusan ALLAH, yaitu orang-orang yang diberi otoritas untuk menjadi pemimpin dimana saja kita berada termasuk dalam gereja kita. Dan seorang rekan hamba Tuhan mengatakan, “jangan melihat kepada siapa yang memimpinmu tetapi lihatlah kepada siapa yang diberi otoritas” Ini adalah hal menarik yang harus kita renungkan. Karena jika kita melihat kepada siapa yang memimpin kita, maka yang kita lihat adalah, orang ini lebih muda dari saya, orang ini punya masa lalu yang buruk sebelum Tuhan memulihkan hidupnya, orang ini tidak punya pendidikan yang tinggi dibandingkan dengan saya…. Tetapi jika kita melihat kepada siapa yang diberi otoritas untuk memimpin kita, maka kita harus melihat kepada siapa yang memberi otoritas itu, yaitu ALLAH sendiri. Dan taat kepada ALLAH adalah juga taat kepada orang yang diutus ALLAH untuk menjadi pemimpinmu, baik itu di gereja, kelompok doa atau kelompok kecil dalam pelayanan di tempat engkau melayani.

Inilah 3 hal yang harus kita renungkan agar dapat memberikan yang terbaik bagi Tuhan dalam pelayanan kita. Dan janji Tuhan bagi hamba yang melakukan tugasnya dengan baik ada dalam ayat 8 “… Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum…”

Allah tidak pernah mengabaikan kesetiaan orang yang melayani DIA. Segala pekerjaan dan kesetiaan kita ada dalam perhatian Allah (I Korintus 15:58)

Mari melayani dengan hati hamba. Miliki motivasi yang benar dalam melayani Tuhan, dan miliki ketaatan seorang hamba yang baik kepada tuannya. Taat kepada Allah dan kepada pemimpin yang ditunjuk Allah untuk memimpinmu.

Pastikanlah bahwa ketika engkau melakukan tugas pelayananmu, engkau sedang melakukannya bukan untuk memuliakan dirimu tetapi untuk memuliakan ALLAH. (PN)

Senin, 22 Juni 2009

AMANAT AGUNG

Amanat Agung Tuhan Yesus bagi gereja-Nya adalah menjadikan semuabangsa menjadi murid Kristus! Namun sampai saat ini kita mendapatidata yang cukup memprihatinkan mengenai penginjilan dunia. Tigamilyar manusia atau kira-kira setengah penduduk dunia hidup tanpamengenal Yesus! Di Indonesia sendiri, dari populasi lebih dari 200juta orang, ternyata jumlah orang percaya juga masih sangat sedikit.Masih banyak jiwa dan suku belum terjangkau oleh Injil Kristus.

Bukankah ini berarti bahwa gereja Tuhan selama ini terlaludininabobokan, sehingga lalai menjalankan tugas dan kewajibannyauntuk menjalankan Amanat Agung? Apabila kita mengetahui kebenaran,tetapi dengan tenang membiarkan hal seperti ini terus terjadi, tentuada yang salah dengan kekristenan kita.

Ingatlah bahwa fokus pelayanan Tuhan Yesus selama berada di dunia iniadalah menjangkau jiwa-jiwa. Lalu, jika gereja Tuhan tidak memilikifokus untuk menjangkau jiwa, bukankah ini sangat ironis? Kenyataanyang terjadi adalah gereja Tuhan terlalu berpusat ke dalam danberorientasi "menggemukkan" diri sendiri. Gereja Tuhan sudah cukuppuas jika sudah beranggotakan ratusan atau ribuan jemaat. Ketikajemaat sudah begitu banyak, gereja merasa tugasnya menjalankan AmanatAgung sudah selesai.

Mari lihat kembali begitu banyak jiwa yang selama ini terabaikan dantidak tersentuh oleh Injil. Apakah kita akan membiarkan mereka begitusaja? Ataukah hari ini kita mau mengambil keputusan untuk kembalimengerjakan dan melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus yang sempat kitatinggalkan?


FOKUS PELAYANAN TUHAN YESUS ADALAH JIWA-JIWA JIKA GEREJA TUHAN TIDAK FOKUS PADA HAL INI,TENTU ADA YANG SALAH!

Kamis, 11 Juni 2009

UMUR MANUSIA

Make a wish!" Kalimat inilah yang disarankan bagi orang-orang yangtengah meniup lilin ulang tahunnya. Macam-macam doa dan harapan pundipanjatkan. Salah satu yang paling umum adalah meminta panjang umur.Untuk mencapainya, orang mencoba bermacam cara: diet, olahraga,mengolah stres, hidup seimbang, dan sebagainya. Namun, berapakah umuryang disebut panjang itu?

Mari cermati. Adam berumur 930 tahun. Set 912 tahun. Enos 905 tahun.Kenan 910 tahun. Mahalaleel 895 tahun. Yared 962 tahun. Henokhberumur 365 tahun ketika ia diangkat oleh Allah. Metusalah memegangrekor-umurnya 969 tahun. Lamekh berumur 777 tahun. Apakah yang hendakdikatakan Alkitab dengan menginformasikan daftar umur ini? Pasti adamaksudnya! Coba perhatikan rumusan kalimat yang terus berulang: "Xberumur Y tahun, lalu ia mati." Keterangan "lalu ia mati" menunjukkanbahwa betapa pun panjang umur manusia-hingga ratusan tahun, manusiapasti mati. Tidak ada manusia yang abadi. Ia dibatasi olehkematiannya. Dengan menyadari keterbatasan manusia ini, penulisKejadian menegaskan betapa hidup yang tak abadi ini perlu menjadiajang di mana kita perlu dekat dengan Allah, sebagaimana diteladankanHenokh yang diangkat oleh Allah.

Mari renungkan ketidakabadian kita bukan dengan hati sedih, tetapidengan iman bahwa dalam hidup kita yang terbatas, Allah mau hidupdekat dengan kita. Hidup yang terbatas bukanlah penjara untuk takberjumpa dengan Allah. Sebaliknya, hidup yang tidak abadi inisemestinya membuat kita sungguh-sungguh mengarahkan hati pada Allahyang abadi

Rabu, 10 Juni 2009

tugas Yang Dilupakan

Anak bungsu saya, Sofie, masih berumur lima bulan. Saya tidakmengerti celoteh yang sering ia gumamkan. Saya yakin Sofie juga belummengerti cerita dan kata-kata yang saya ucapkan kepadanya. Namun,entah bagaimana saya merasakan bahwa kami dapat berkomunikasi. Lewatpandangan mata, sentuhan, senyuman, dan tawa, kami berbagi cinta danperasaan. Yang kami perlukan adalah waktu untuk bersama. Dalamkebersamaan itu, banyak hal terjadi. Sebagai orangtua, salah satutugas saya yang terpenting adalah untuk ada bersama-sama denganSofie.Ketika Yesus memanggil murid-murid, Dia mengharap agar merekamenyertai Dia (NIV: to be with Him) dan memberitakan Injil, sertamengusir setan-setan (ayat 14,15). Kita kerap tidak memahami bahwasalah satu tugas yang diberikan Yesus adalah untuk menyertai Dia,untuk bersama-sama Yesus ke mana pun Yesus pergi, sehingga merekamengenal-Nya. Dengan mengenal-Nya, mereka percaya. Dengan percaya,mereka mengasihi-Nya. Dan dengan mengasihi-Nya, mereka taat pada-Nya.Hidup bersama-Nya dan mengasihi-Nya adalah sesuatu yang sangatdiinginkan dan diharapkan Yesus dari kita."Bersama Yesus" dapat dilakukan dengan memberi waktu untuk mendengardan berbicara dengan-Nya melalui pembacaan firman dan doa. Ada yangmerasa bahwa dengan memberi uang, sudah cukup baginya menjalin relasidengan Tuhan. Yang lain beranggapan kegiatan rohani yang padatmerupakan ekspresi kedekatan dengan Tuhan. Namun, tugas penting kitasebagai murid adalah menjalin hubungan pribadi bersama-Nya. Lewatkebersamaan inilah lahir kemurahan dan kebaikan untuk dibagi padasesama

Selasa, 09 Juni 2009

Mengulurkan Tangan

Suster Gisela Borowka adalah seorang perempuan asal Jerman. Sejaktahun 1963, ia memilih mengabdikan diri merawat para penderita kustadi Pulau Lembata dan Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Ketika pertamakali datang, Gisela harus berhadapan dengan kenyataan, para penderitakusta dikucilkan masyarakat sekitar. Tidak ada yang mau mengurusmereka. "Biarlah mereka hidup bersama kita, mereka juga citra Allah.Jangan lukai hati mereka, mereka telah terluka; tidak saja sakitfisik, tetapi juga sakit hati," kata Gisela.
Pada zaman Tuhan Yesus, para penderita kusta juga mengalami nasibhampir serupa. Mereka diasingkan, berpakaian compang-camping,menutupi muka sambil berteriak: Najis! (Imamat 13:45). Kondisi yangmembuat mereka dibenci oleh masyarakat pada umumnya, hingga akhirnyamereka juga membenci diri mereka sendiri. Maka kita bisa membayangkanrasa lega dan sukacita si kusta, ketika Tuhan Yesus tidakmengusirnya, tetapi justru mengulurkan tangan-Nya dan menjamahdirinya. "Aku mau, jadilah engkau tahir," kata-Nya. Kesembuhan punterjadi; bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara batin.
Barangkali di sekitar kita pun tinggal orang-orang yang tersisihkan;mereka yang entah karena berbagai sebab, dianggap sebagai "sampah",dibuang dan diasingkan. Ingat, mereka pun adalah citra Allah. Janganmenambahi luka mereka sebab mereka juga berhak menerima uluran danjamahan kasih Allah. Tidakkah kita rindu berbagi kasih dengan mereka?Semoga melalui uluran dan jamahan tangan kita, kesembuhan bisaterjadi. Kalaupun bukan kesembuhan lahiriah, paling tidak kesembuhanbatiniah...
*** Mari kita contoh suster Gissela tersebut ...

SUDAH CUKUP?

Sekelompok orang kristiani Amerika mengunjungi seorang pendeta di
Kolkata (dulu: Kalkuta-Red), India. Mereka ingin melihat bagaimana ia
melayani penduduk miskin di daerah kumuh. Selang beberapa hari,
mereka prihatin melihat sang pendeta setiap hari mengayuh sepeda
menyusuri kota yang panas dan berdebu. Di akhir kunjungan, mereka
ingin membelikannya mobil bekas. Namun, sang pendeta menolak rencana
itu. Mengapa? Ia berkata, "Lebih baik uang sebanyak itu kita pakai
untuk melayani orang miskin. Hidup saya sudah cukup nyaman."

Rasa cukup itu relatif. Paulus merasa berkecukupan "asal ada makanan
dan pakaian" (ayat 8); sebaliknya, guru-guru palsu di Efesus selalu
merasa kekurangan. Mereka sampai memanfaatkan pelayanan ibadah
sebagai alat pencari keuntungan (ayat 5). Rasa cukup muncul dari cara
orang memandang hidup. Orang yang gandrung mengumpulkan harta baru
puas jika sudah punya segalanya. Padahal harta tak akan habis
dikejar. Akibatnya, ia selalu merasa kekurangan. Sebaliknya, orang
yang sadar bahwa harta itu fana, tak bisa dibawa mati, akan mencari
yang lebih bernilai kekal. Baginya mencari Tuhan dan menaati
perintah-Nya lebih utama dari mengumpulkan harta. Ini membuatnya
merasa cukup dengan apa yang ada.

Adakah sebuah benda yang sangat ingin Anda miliki akhir-akhir ini?
Benarkah Anda sangat memerlukannya atau sekadar ingin punya? Bisakah
Anda hidup bahagia tanpanya? Memiliki harta benda tidaklah salah,
tetapi jangan biarkan ia memiliki Anda. Jangan sampai kepuasan dan
kebahagiaan hidup Anda ditentukan olehnya

Senin, 08 Juni 2009

LOWONGAN PEKERJAAN

Bila kita membaca iklan lowongan pekerjaan yang ada di koran-koran,
biasanya orang seperti apa yang dicari oleh perusahaan-perusahaan?
Biasanya yang dicari adalah orang berpendidikan cukup, memiliki
pengalaman, dan memiliki kemampuan. Apabila Anda memenuhi syarat
tersebut, besar kemungkinannya Anda akan diterima bahkan tidak
menutup kemungkinan Anda dapat dipromosikan ke jenjang yang lebih
tinggi, jika dapat bekerja dengan baik dan menyenangkan hati pimpinan
Anda.

Sekarang mari kita bayangkan seandainya Tuhan Yesus menulis iklan di
koran mengenai kebutuhan seorang pemimpin atau manajer di
kerajaan-Nya, kira-kira apa syarat yang akan diajukan Tuhan Yesus?
Yang pasti bukan kepintaran, kemampuan, atau pengalaman, melainkan
kerendahan hati. "Siapa saja yang ingin menjadi besar hendaklah
menjadi pelayanmu". Konteks ayat ini dimulai ketika seorang ibu
memohon kepada Tuhan Yesus agar kedua anaknya, Yakobus dan Yohanes,
mendapat posisi yang baik di kerajaan surga kelak, yaitu duduk di
sebelah kanan dan kiri Tuhan Yesus. Lalu Tuhan menjawab bahwa untuk
mencapai posisi itu, mereka haruslah menjadi pelayan.

Pelayan adalah lambang kerendahan hati karena pelayan adalah
pekerjaan yang dianggap rendah saat itu. Dan, tak ada syarat lain
untuk "meniti karier" di kerajaan Surga selain rela menjadi seorang
pelayan. Artinya, bukan seberapa tinggi kita harus naik tetapi
seberapa rendah kita harus turun. Dan hanya orang rendah hati yang
bisa memiliki ketaatan dan keinginan untuk memuaskan Tuannya, bukan
dirinya sendiri. Demikianlah kita seharusnya melayani Tuhan dan
memperkenan hati-Nya --RY

HANYA ORANG YANG RENDAH HATI YANG BISA MELAYANI TUHAN
SEBAB IA TAHU MELAKUKAN KEHENDAK TUANNYA, BUKAN KEHENDAKNYA SENDIRI

MBAK SRI

Mbak Sri adalah seorang pekerja rumah tangga yang beribadah di gereja
kami. Dalam suatu kesempatan, ia bercerita mengenai pengalamannya
ketika pertama kali datang ke gereja. Saat itu ia takut akan diejek
dan tidak diterima karena status sosialnya. Namun, ternyata ia
menerima perlakuan yang normal dari warga jemaat. Tidak sedikit pun
ia diejek atau ditolak, walaupun juga tidak disambut secara
berlebihan. Ia diterima seperti layaknya warga jemaat lain, tanpa
memandang status sosialnya. Ia pun nyaman dengan perlakuan yang
demikian, sehingga hal itu mendorongnya untuk rutin beribadah di
gereja kami.

Firman Tuhan hari ini berbicara mengenai bagaimana semestinya warga
jemaat memperlakukan sesama anggota gereja, tanpa memandang status
sosial. Orang kerap memperlakukan mereka yang kaya atau berstatus
sosial tinggi secara lebih baik daripada mereka yang miskin.
Kecenderungan ini tidak sesuai dengan firman Tuhan. Bahkan ayat 9
menyatakan dengan tegas bahwa sikap yang demikian adalah dosa, dan
oleh karena itu tidak patut dipraktikkan oleh orang percaya. Selain
itu, seperti kesaksian Mbak Sri di atas, sikap kita yang tidak
membeda-bedakan orang dapat menjadi kesaksian yang baik dan
menyemangati orang lain.

Oleh karena itu, marilah kita memperlakukan semua orang sebagai
manusia yang diciptakan dan dikasihi Allah. Bukan sebagai manusia
dengan status sosial tertentu atau semua atribut lain yang dunia
berikan. Kita menerima satu sama lain semata-mata karena Allah pun
telah menerima dan mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya --ALS

ALLAH MENCIPTAKAN KITA SEBAGAI SATU KELUARGA
AGAR TAK SEORANG PUN DIPINGGIRKAN DARI SESAMANYA

Jumat, 05 Juni 2009

Uang Jadi Pohon

Murid-murid SD Marsudirini, Yogyakarta, selama lima minggu merelakansebagian uang saku mereka disumbangkan untuk kegiatan "Uang SakuSehari Selamatkan Bumi" di sekolah mereka. "Karena menyumbang, sayasering tidak bisa jajan banyak kalau istirahat, tetapi enggak apa-apakarena semua teman juga begitu," ujar seorang murid. Pengorbananmereka tidak sia-sia. Dana yang terkumpul kemudian dibelikan limaribuan bibit pohon yang dipergunakan untuk menghijaukan kembaliPerbukitan Menoreh pada November 2008.

Pemazmur mengundang seluruh ciptaan-di surga, di ruang angkasa, dibumi-untuk menaikkan pujian bagi Tuhan. Di bumi, makhluk-makhluk yangtidak berakal budi pun, termasuk pohon-pohon, mengambil bagian dalamkonser agung untuk memuliakan Sang Pencipta ini.

Alam diciptakan untuk memuliakan Tuhan, dan manusia mendapatkanmandat untuk memelihara dan menguasainya. Mandat itu bukan surat izinuntuk mengeksploitasi alam dengan sesuka hati. Sebaliknya, Allahmenghendaki kita menjadi "pengurus yang baik dari kasih karuniaAllah" (1 Petrus 4:10), menata planet ini sesuai dengan kehendak-Nyadan untuk menggenapi tujuan-Nya. Alih-alih merusak alam, kita perluberperan serta dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan.

Banyak langkah praktis untuk memelihara alam lingkungan. Dalamkegiatan hari ini, misalnya, dapatkah kita menghemat pemakaiankertas, penggunaan air bersih, dan pemanfaatan energi (BBM, listrik,gas)? Bisakah kita mengurangi penggunaan plastik? Mungkin kita malahsempat menanam dan memelihara pohon

Kunjungi blog lainnya di :
www.iman-indonesiamandiri.blogspot.com
www.bameyproduction.com

Kamis, 04 Juni 2009

PASANGANKU MENDENGKUR!

Sebuah surat pembaca di koran berisi keluhan seorang istri yang tak
dapat tidur karena suaminya mendengkur saat tidur. Lalu, muncul
banyak surat tanggapan. Ada yang memberi tips supaya tidak
mendengkur. Ada yang bersimpati. Ada juga yang ikut mengeluh. Sampai
suatu hari, sebuah surat tanggapan berbunyi, "Mendengkur adalah musik
terindah di dunia. Jika tak percaya, bertanyalah kepada para janda."
Sejak itu, tidak ada lagi surat berisi keluhan tentang pasangan
mendengkur. Ya, para istri tetap lebih senang mendengar dengkuran
suaminya daripada tidur sendiri dengan hati sunyi.

Mengeluh bukan hal asing bagi bangsa Israel. Dalam perjalanan ke
Kanaan, mereka mengeluh tentang apa yang mereka makan. Mereka
mengeluh tidak bisa makan daging, ikan, mentimun, semangka, bawang
prei! Mereka tidak bersyukur bahwa setiap pagi, Tuhan memberi mereka
manna dari surga, roti malaikat (Mazmur 78:25). Mereka malah
menganggap bawang merah lebih berharga.

Sepintas mengeluh, bersungut-sungut, itu biasa. Namun, sadarkah kita
bahwa sikap itu sangat merugikan bahkan menghancurkan kita? Mengeluh
membuat kita tidak bisa merasakan damai sejahtera. Mengeluh membuat
kita tidak mampu menghitung berkat Tuhan. Sibuk mengeluhkan hal-hal
kecil, bisa membuat kita tidak bersyukur atas hal-hal besar yang
Tuhan sediakan.

Demikian juga dalam pernikahan dan keluarga. Daripada berfokus pada
kelemahan pasangan, mengapa kita tidak bersyukur untuk kelebihannya?
Bersyukurlah untuk pasangan yang mendengkur, cerewet, suka lupa,
tidak rapi. Bersyukurlah karena ia adalah salah satu berkat terbesar
yang Tuhan berikan!

Rabu, 03 Juni 2009

Mengapa Kita Tidak Kaya ?

Sabtu minggu lalu ribuan siswa di Bogor menerima
raport kenaikan kelas. Sebagian siswa dari
keluarga
yang cukup berada bersama orang tuanya mengendarai
mobil mereka menuju ke sekolah. Ratusan atau
bahkan
ribuan siswa bersama orang tuanya membanjiri
jalan-jalan raya. Saya dan anak saya bagaikan ikan
kecil di tengah-tengah lautan manusia yang berebut
naik angkot. Suasana jalan menjadi macet.
Kemacetan
semakin parah ketika kami berdua sampai di dekat
Istana Bogor. Angkot-angkot yang penuh penumpang
harus
berebut jalan dengan mobil-mobil mewah yang hendak
masuk ke halaman sekolah Regina Pacis dan Sekolah
Budi
Mulia yang ada di kawasan tersebut.


Karena SD Budi Mulia, tempat anak saya bersekolah
cukup bonafide, banyak teman sekelas anak saya
yang
diantar oleh orang tuanya dengan mobil-mobil
bermerek
keluaran tahun terakhir. Sedangkan saya yang
berpenghasilan sedang-sedang saja, cukup naik
angkot saja.

Saya tidak tahu apa yang dipikirkan anak saya.
Walaupun ia naik ke kelas 6 dengan nilai raport
yang
meningkat, tapi ia tampak murung. Setelah
menerima
raport dan menyelesaikan beberapa urusan
administrasi,
kami berdua keluar dari komplek sekolah elit itu.
Kami
berdua naik becak menyusuri Taman Topi, ke arah
Pasar
Anyar, tempat angkot 08 ngetem menunggu penumpang.
Anak saya bersungut-sungut, katanya "Uh..sebel,
kenapa
sih kita nggak beli mobil saja, biar nggak
susah-susah
naik becak"

Saya menjadi sedikit tahu apa yang sedang
dipikirkan
anak saya. "Supaya kamu dapat bersyukur, kamu
jangan
membayangkan sedang berada di dalam mobil empuk
yang
ber AC. Coba bayangkan, seandainya kamu yang ada
di
bagian belakang becak ini, harus menggenjot becak
di
tengah terik matahari demi mendapatkan uang 2.000
perak. Kita seharusnya bersyukur, karena kita bisa
naik becak tanpa harus bersusah payah menggenjot,
apalagi menggenjot untuk orang lain, seperti yang
dilakukan tukang becak itu " jawab saya.

Sebelum naik angkot 08 Jurusan Pasar Anyar -
Cibinong,
saya mengeluarkan selembar uang ribuan untuk
membeli
dua gelas air kemasan dari merek yang tidak
terkenal
yang dijajakan oleh pedagang cilik. Rasanya
cessssss...dingin dan segar. Dan sayapun bersyukur
karena masih bisa menikmati kesegaran air seharga
gopek itu.

"Kamu harus bersyukur, karena saat panas-panas
seperti
ini, kamu dapat menikmati air dengan cuma-cuma,
tanpa
harus berjualan seperti anak itu" saya berusaha
menasehati walaupun anak saya tak menaruh minat
pada
pembicaraan saya. Selama dalam perjalanan, anak
saya
terus berdiam diri.

Ketika angkot yang kami tumpangi menyusuri Jl. Raya
Bogor, jalanan menjadi begitu macet. Anak saya
semakin
menunjukkan kekesalan. "Maap Mas, bukannya saya
pengin tahu. Tapi ini maap, sekali lagi maap, kalau dimaapkan saya mau bertanya kira-kira Mas ini sedang memikirkan apa ya ?" tanya saya menirukan gaya mpok
Minah yang ada di serial Bajaj Bajuri, berusaha
menggoda anak saya supaya tidak manyun.

"Ah, sebel ! Nggak enak naik angkot, macet lagi !
Enak
dong kayak teman-teman, ke sekolah diantar pakai
mobil" jawab anak saya ketus.

Dalam keadaan lelah, lapar dan haus seperti itu
alangkah tidak bijaksananya kalau saya berceramah
tentang pentingnya bersyukur. Apa lagi suasana
panas
dan macet sehingga angkot yang kami tumpangi
hampir
tak bergerak, terhalang oleh puluhan angkot yang
ngetem menunggu ratusan buruh perempuan keluar
dari
pabrik konveksi. Jadi saya memutuskan untuk diam.

Sejenak kemudian terdengar bunyi "ecek-ecek" dari
beberapa tutup softdrink yang terpaku di kayu
kecil,
di tangan seorang pengamen kecil. Pengamen
amatiran
yang masih mengenakan celana merah; seragam SD
dan
sepotong kaos kumal dan tanpa alas kaki itu
berusaha
masuk dan jongkok di angkot yang kami tumpangi.
Tangannya yang kurus berusaha menggerak-gerakkan
"alat musik"nya sekedar untuk mengiringi nyanyian
sumbangnya. Suara "ecek-ecek" yang tidak pas
dengan
tempo lagu yang dia bawakan, ditambah lagi dengan
suara parau dan intonasi yang tidak jelas, serta
pitch control yang ancur-ancuran membuat kami berdua
terganggu. Tapi karena pengamen kecil yang hampir
buta nada itu berusaha mati-matian membawakan lagu
"Menuju Puncak" yang biasa dinyanyikan oleh Tia, Haikal
dan teman-temannya di Indosiar, maka kami balik
tersenyum dan mungkin lebih tepat disebut mentertawakan.

"Bagaimana komentar Mas Hari Rusli ?" saya meniru
gaya Adi Nugroho, berusaha menggoda anak saya yang
mulai tersenyum-senyum juga. "Pemirsa di angkot, jangan
sampai lupa ya.., ketik AFI spasi Ujang. U je a en
ge dan kirim sms sebanyak-banyaknya !" saya terus
berusaha menggoda anak saya.

"Itu mah, akademia yang dieleminasi tanpa koper !
" jawab anak saya dalam logat Sunda yang kental.

Tapi biar bagaimanapun performance siang itu,
saya memberikan beberapa keping uang recehan ke dalam
kantong bekas pewangi pakaian yang baunya sudah
tak wangi lagi sebagai tanda belas kasihan saya untuk
pengamen cilik itu. Saat pengamen kecil itu
melompat keluar dari angkot, kami melihat dengan jelas
koreng yang menganga di punggungnya yang dibalut dengan
kaos usang yang sudah tidak utuh lagi.

> > "Kamu harusnya bersyukur karena kamu tidak perlu
> > bersusah payah mencari uang jajan sendiri. Kamu
> juga
> > harus bersyukur karena kamu punya pakaian yang
> utuh,
> > sepatu yang utuh dan paling penting kamu punya
> orang
> > tua yang tidak akan membiarkan anaknya terluka"
> Saya
> > menggunakan moment itu untuk mengingatkan anak
> saya
> > tentang perlunya mensyukuri sekecil apapun berkat
> yang
> > telah kita terima.
> >
> > Turun dari angkot kami masih harus naik ojek
> menuju
> > rumah kami yang ada di komplek RSSSS (Rumah Sempit
> > Sumpek Sangat Sederhana) yang kami cicil dengan
> > fasilitas KPR. "Sebel, kenapa sih kita beli rumah
> di
> > kampung yang udik" lagi-lagi anak saya mengeluh.
> >
> > "Kita harus bersyukur. Walaupun tinggal di udik,
> kita
> > bisa hidup tenang. Dari pada kita tinggal di
> Jakarta
> > tapi kita tergusur atau harus bersusah payah
> membuat
> > gubuk di kolong jembatan" saya masih tetap
> berusaha
> > menasehati anak saya.
> >
> > Saat ojek yang kami tumpangi melewati jalan yang
> > berair karena ada saluran PAM yang bocor,
> tiba-tiba
> > tetangga kami yang kebetulan punya jabatan di
> sebuah
> > bank swasta, dengan mobil barunya berusaha
> mendahului
> > dan....."crat !" kami bertiga (saya, anak saya dan
> > tukang ojek) terguyur air yang sudah bercampur
> dengan
> > lumpur kecoklatan.
> >
> > "Hu uh !" anak saya spontan mengeluh. Sayapun
> hampir
> > saja mengumpat. Tapi saya berusaha menahan diri
> karena
> > saya pikir umpatan saya tidak bakal bisa merubah
> > keadaan. Selain itu saya merasa perlu menjaga
> diri,
> > menjaga emosi dan menjaga mulut karena di depan
> > anak-anak saya berperan sebagai guru Kasih yang
> harus
> > pandai bersyukur setiap saat dan dalam setiap
> keadaan,
> > baik yang suka maupun duka.
> >
> > "Kenapa sih, sudah tahu kalau salah, membuat orang
> > menderita tetapi tetap tidak meminta maaf ?" anak
> saya
> > mempertanyakan sikap arogan tetangga kami.
> >
> > "Sudahlah, permintaan maaf tetangga kita tidak
> akan
> > merubah keadaan kita. Biarkan saja! Kita harus
> > mengampuni orang tanpa harus menunggu orang itu
> > meminta maaf kepada kita, maka Tuhan akan
> menggantikan
> > kekesalan kita dengan suka cita"
> >
> > Sesampainya di rumah, saya tidak memaksakan diri
> untuk
> > mengajarkan Kasih dan ucapan syukur. Saya pikir
> > "pengajaran" saya akan lebih efektif kalau saya
> > mempersiapkannya dengan kata-kata yang tepat dan
> > menyampaikannya pada waktu yang tepat. Saya pikir
> saya
> > akan mengambil waktu sebelum tidur nanti malam.
> Tapi
> > sungguh tidak disangka, saat kami hendak makan,
> anak
> > saya kembali membuka pembicaraan. Kebetulan bibi,
> > pembantu rumah kami hari itu memasak sayur lodeh,
> > sambal terasi dan ikan asin. Walaupun makanan itu
> > merupakan menu favorit keluarga kami, tapi anak
> saya
> > sering menyebut menu tersebut tidak "populer"
> >
> > "Lodeh lagi, lodeh lagi !" keluh anak saya. Belum
> > sempat saya untuk kembali menasehati, anak saya
> > mengajukan pertanyaan yang sulit saya jawab.
> >
> > "Kenapa sih kita nggak kaya ?"
> >
> > Sambil kebingungan mencari-cari jawaban yang
> tepat,
> > saya menjawab sekenanya yang penting menenangkan.
> > "Kita bisa makan tiga kali sehari saja, sudah
> bagus.
> > Dan kita harus bersyukur karena tidak semua orang
> bisa
> > merasakan makanan seperti kita"
> >
> > "Tapi kenapa kita tidak bisa punya mobil yang
> bagus,
> > rumah bertingkat dan punya duit yang banyak untuk
> > jalan-jalan ke luar negeri ? Kenapa sih kita nggak
> > kaya seperti Pak Haji yang punya toko itu, biar
> kita
> > bisa bebas makan jajanan tanpa harus membeli ?"
> tanya
> > anak saya seakan-akan memprotes keadaan ini. Saya
> > tidak bisa dan tidak berminat menjawab. Saya hanya
> > menarik nafas dalam-dalam sekedar untuk meredam
> rasa
> > marah dan jengkel karena sikap anak saya yang
> tidak
> > pandai bersyukur.
> >
> > Karena tidak mendapatkan jawaban, anak sayapun
> mencoba
> > menjawab sendiri pertanyaannya dengan berkata
> > "O..iya-ya.setiap hari kita kan hanya berdoa
> minta
> > makanan secukupnya, bukan meminta kekayaan yang
> > berlimpah-limpah" Rupanya anak saya menggunakan
> Doa
> > Bapa Kami sebagai referensi. Saya kaget sekali,
> tidak
> > menyangka doa yang setiap hari diucapkan dan
> telah
> > menjadi rutinitas sejak ia berusia 3 tahun
> ternyata
> > bisa menolong kami mendapatkan jawaban mengapa
> hidup
> > kami hanya berkecukupan, tidak berkelimpahan,
> apalagi
> > bermewah-mewahan. Sayapun tersenyum lega dan
> > mengiyakan kata-kata anak saya yang sangat bijak
> > dengan berkata
> >
> > "Nah, ini baru anak pintar. Coba kamu ingat nggak,
> ada
> > tulisan apa di hiasan dinding yang tergantung di
> > kamarmu ?"
> >
> > "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut
> akan
> > Tuhan, dari pada banyak harta dengan disertai
> > kecemasan" jawab anak saya dengan gaya hafalan
> > anak-anak Sekolah Minggu.
> >
> > "Terus, yang tergantung di ruang ini (red :ruang
> > makan) ?" saya bertanya sambil menutup mata anak
> saya
> > untuk mencoba mengetesnya.
> >
> > "Lebih baik sepiring sayur dengan Kasih, dari pada
> > lembu tambun dengan kebencian"
> >
> > "Terus, ada tulisan apa lagi di bawahnya ?" saya
> > mencoba menguji daya ingat anak saya
> >
> > "Amsal 15 ayat 17, Bu....!" teriak anak saya
> seperti
> > layaknya seorang murid menjawab pertanyaan
> gurunya.

Selasa, 02 Juni 2009

BALON DAN TELUR

Dalam bukunya yang berjudul 365 Anak Tangga Menuju HidupBerkemenangan, Pdt. Eka Darmaputera memberi penjelasan yang menariktentang perbedaan balon dan telur. Keduanya sama-sama bulat lonjong,tetapi ada perbedaan esensial. Balon kelihatannya indah dan menarik,coraknya meriah dan berwarna-warni, lincah dan ringan bergerak kesana kemari. Namun, itu hanya penampakan dari luar, sedang didalamnya kosong. Tidak ada apa-apa. Hanya angin. Berbeda dengan telur; dari luar tampak tidak semenarik dan secantik balon, tetapi didalamnya terkandung potensi kehidupan.

Balon bisa diumpamakan sebagai "perbuatan kegelapan"; enak, gampang,penuh daya pikat, dan menyenangkan, tetapi tidak berbuahkan apa-apa,kecuali kehampaan dan kesia-siaan. Maka, Paulus menasihati kita supaya tidak turut mengambil bagian di dalamnya (ayat 11). Sedangkan telur seumpama "perbuatan terang"; tidak gampang, tidak menarik,tetapi di dalamnya terkandung "potensi kehidupan", sebab berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran (ayat 9).

Apakah hidup kita seperti balon; penuh "kesemarakan", tetapi kosong dan berujung pada kesia-siaan? Atau, menjadi seperti telur; "biasa saja", tetapi "berisi" dan berbuah hal-hal indah dalam kehidupan? Tergantung sikap kita. Kalau kita menjadi "penurut-penurut Allah"(ayat 1), hidup kita akan seperti telur. Sebaliknya, kalau kita membiarkan diri dikendalikan oleh "nafsu kedagingan", hidup kita akanmenjadi seperti balon. Maka, perlu sekali kita memperhatikan dengan saksama bagaimana kita hidup. Janganlah hidup seperti orang bebal,tetapi hidup seperti orang arif (ayat 15)


APAKAH HIDUP KITA AKAN BERMAKNA ATAU BERLALU SIA-SIA TERGANTUNG BAGAIMANA KITA MENGELOLA HIDUP KITA

Indahnya Sebuah Pengampunan

Tanggal: Rabu, 3 Juni 2009
Ayat SH: Mazmur 51
Judul: Indahnya Sebuah Pengampunan

Ada tujuh mazmur pengakuan dosa dalam Kitab Mazmur (Mzm. 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143). Mzm. 51 ini merupakan mazmur pengakuan dosa yang paling indah. Ini adalah pengakuan dosa Daud setelah nabi Natan menegur dia karena perzinaannya dengan Batsyeba.

Daud meminta belas kasihan Tuhan karena ia tahu bahwa ia telah berdosa. Ia sadar bahwa hanya Allah yang dapat menghapus dosanya. Ia tahu bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang penuh rahmat (ayat 3). Walau Daud juga bersalah kepada Uria, suami Batsyeba, tetapi ia mengerti bahwa yang terutama ia berdosa kepada Allah. Keberdosaannya membuat ia sadar bahwa ia memang mempunyai natur yang berdosa (ayat 7). Sebab itu ia rela menerima hukuman dari Allah yang adalah adil (ayat 6). Daud kemudian memohon supaya Allah membasuh dia (ayat 9). Daud juga meminta supaya hatinya ditahirkan dan batinnya diperbaharui (ayat 12). Ini sejalan dengan nubuat para nabi mengenai karya keselamatan yang akan Allah kerjakan (lih. Yer. 24:7; Yeh. 36:26). Perkataan Daud agar Allah tidak mengambil Roh-Nya yang kudus dari dirinya merupakan permohonan supaya Allah jangan menolak dia menjadi raja seperti yang telah Allah lakukan pada Saul (ayat 1Sam. 16:14). Untuk itu Daud berjanji akan mengajarkan jalan Tuhan kepada orang-orang lain untuk membawa mereka ke dalam pertobatan setelah Allah memulihkannya (ayat 14-15). Ia kemudian memohon supaya Allah melepaskan dia dari hutang darah tersebut. Daud sadar bahwa bukan darah kambing dan domba yang menghapuskan dosanya, tetapi hanya Allah yang dapat menghapuskan dosa jika ia datang kepada Allah dengan hati yang hancur (ayat 18-19).

Pertobatan Daud dari dosa yang begitu mengerikan dan pengampunan Allah yang begitu ajaib menunjukkan bahwa tidak ada dosa apapun yang dapat memisahkan umat Allah dari kasih Allah jika ia sungguh-sungguh bertobat. Karena itu jangan ragu untuk meminta ampun kepada Tuhan atas semua dosa kita, bagaimanapun najisnya.

Senin, 01 Juni 2009

MULTITASKING

Teknologi komputer menawarkan kemungkinan multitasking: kita bisamelakukan beberapa pekerjaan sekaligus di layar monitor. Kita,misalnya, bisa menulis artikel sambil memperbarui status di Facebook,chatting, memeriksa kabar terbaru di situs berita, dan menonton videodi YouTube. Pertanyaannya: benarkah kita melakukan semua itusekaligus? Mungkin saja kita dapat meloncat dari satu tugas ke tugaslain secara cepat, tetapi pikiran kita sebenarnya hanya bisa berfokusdan berkonsentrasi pada satu tugas setiap kali.Begitu juga dengan pengabdian kita. Pengabdian berarti menjadikansesuatu atau seseorang sebagai fokus kehidupan kita. Ketika Yesusmengatakan bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan sekaligus,berarti kita hanya bisa mengabdi kepada satu tuan-Allah atau mamon.Mamon berarti harta kekayaan, tetapi secara umum dapat diartikansebagai segala sesuatu di dunia ini yang kita anggap penting. Jadi,Yesus menegaskan bahwa pengabdian kita kepada Allah harus total,tidak terbagi-bagi.Siapakah tuan atas diri kita? Siapa yang mengontrol kehidupan kita?Allah atau hal-hal lain-uang, karier, hobi, kecemasan, kecemburuan,amarah? Dapatkah kita berkata jujur bahwa Allah benar-benar menjadifokus pengabdian kita? Atau, kita mencoba melakukan multitaskingdengan menyembah Allah pada hari Minggu, dan disibukkan oleh hal-hallain pada hari-hari berikutnya? Kita dapat melakukan tes sederhanauntuk mengujinya: perkara yang paling menyita pikiran, waktu, danenergi kita, itulah tuan kita --ARS

KITA HANYA BISA MENGABDI KEPADA TUHAN DENGAN SEPENUH HATI ATAU TIDAK SAMA SEKALI

KESEMPATAN BERHARGA

Kesempatan 1 kali Perhatian
“,...papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger”


Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham. Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru. Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica, “Pa liat”! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya. Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kaca matanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi “Wah,… Buku Baru ya Jes?”, “ Ya papa” Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya. “Baca in jessi dong pa” pinta Jessica lembut, “Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh” sanggah budi dengan cepat. Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.


“,...papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger”

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu “pa, mama bilang papa mau baca untuk jessi” Budi mulai agak kesal, “ Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya “ “ pa, mama cibuk, terus , papa liat gambarnya lucu-lucu”, “ Lain kali Jessica, sana ! papa lagi banyak kerjaan” Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi. “pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka”, “Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI !! “ kata Budi membentaknya dengan keras, Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangir, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya “ Iya pa,… lain kali ya pa?”

Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah. “pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger” Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, Buku cerita Peri imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya,…Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras “Buukk !!” beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabok yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya, selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih “Jessi takut pa, jessi takut ma, Jessi sayang papa mama “ darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan, Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana,.. pun tidak terpenuhi. Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali, “,...papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger” kata-kata jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil. Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan sura keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata. “Jessi dengar papa baca ya” selang beberapa kata,….hatinya memohon,…lagi “Jessi papa mohon ampun nak” “ papa sayang Jessi” Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menagis,..memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

Jer 7:24 Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya.

Seseorang yang mengasihi selalu
mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita,
Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita
Karena ia Peduli kepada kita
ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ?
BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI


Bukankah Kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga ?
DO IT NOW
Berilah "PERHATIAN TERBAIK" bagi mereka yang kita cintai
LAKUKAN SEKARANG !! KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN
UNTUK MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA

CAMPUR TANGAN TUHAN

Kita hidup dalam dunia yang terbiasa mengabaikan campur tangan Tuhandalam kehidupan sehari-hari. Tengok saja liputan media yang cenderungmenyampaikan sesuatu hanya dari perspektif logika. Atau, kurikulumpendidikan sekolah yang cenderung mengajarkan bahwa segala sesuatuyang terjadi bisa dijelaskan dengan ilmiah.Situasi ini membuat banyak orang kristiani kesulitan melihat pekerjaanTuhan. Segala yang terlihat normal dan bisa dijelaskan dengan logikadipersepsikan sebagai peristiwa yang terjadi tanpa campur tanganTuhan. Hanya yang bersifat mukjizat yang diakui sebagai pekerjaanTuhan. Padahal, banyak dari kita yang selama hidup ini mungkin tidakakan pernah mengalami hal yang ajaib dan spektakuler tersebut.Akibatnya, kita bertanya-tanya apakah Tuhan sungguh masih bekerja ditengah kita, atau bahkan apakah Dia sungguh ada. Akhirnya, iman kitagoyah.Kalau kita lihat di Alkitab, sebetulnya Tuhan kerap bekerja lewatcara-cara yang justru sangat biasa dan natural. Dalam firman Tuhanhari ini, kita temukan empat contoh kejadian semacam itu. Ada orangyang menemukan kembali jalannya, ada yang terbebas dari penjara, adayang sembuh dari sakit, dan ada yang selamat dari badai. Semuanyaadalah peristiwa yang tampaknya biasa. Namun, semuanya diimanipemazmur sebagai hasil pekerjaan Tuhan.Dalam setiap detail kehidupan kita, baik keberhasilan dan sukacita,maupun kegagalan dan kesedihan, Tuhan terus bekerja. Yang kitaperlukan adalah iman seperti yang dimiliki pemazmur; yang mampumelihat campur tangan Tuhan dalam setiap hal tersebut —ALS

TUHAN MASIH TERUS BEKERJA DALAM SETIAP DETAIL KEHIDUPAN KITA TETAPI DIPERLUKAN IMAN UNTUK MELIHATNYA

DIUBAHKAN OLEH PUJIAN

Bacaan : Amsal 16:20-24
Setahun: Mazmur 40-42
Nas: Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang (Amsal 16:24)


Bocah itu bercita-cita menjadi penulis. Ia hidup di London saat krisisekonomi abad ke-19—tak kalah buruk dari krisis saat ini. Ia hanyabersekolah empat tahun dan ayahnya dipenjara karena tak sanggupmelunasi utang. Ia bekerja menempelkan label di botol dan tidur digudang kumuh penuh tikus. Walau demikian, ia gigih menulis; dan malam-malam ia menyelinap diam-diam—agar tidak ditertawakan orang—gunamengirimkan naskah. Berkali-kali tulisannya ditolak. Namun, suatu hariseorang editor menerima dan memuji karangannya. Ia pun berjalan pulangdengan pandangan mengabur, air mata berlelehan di pipinya. Pujian darisang editor berpengaruh kuat baginya, dan turut membentuk jalanhidupnya. Kata-kata itu mengobarkan semangat untuk mengasahketerampilannya. Nyatanya, anak ini di kemudian hari benar-benarmenjadi salah satu penulis terhebat sepanjang masa: Charles Dickens.Ketika berbicara tentang perkataan yang menyenangkan, Salomo jugamengacu pada perkataan yang berpengaruh positif bagi pendengarnya.Tentu saja bukan sekadar kata-kata manis yang enak didengar. Salomomengacu pada perkataan orang bijak—nasihat, petunjuk, dan penghiburanyang tepat pada waktunya, yang bersumber dari kebenaran firman Tuhan.Jadi, bukan hanya manis, melainkan juga menguatkan, menyembuhkan, danmembangkitkan harapan.Kita dapat menemukan perkataan yang menyenangkan itu dengan menekunidan merenungkan firman Tuhan. Selanjutnya, kita dapat menggunakannyauntuk membangun satu sama lain, sehingga kita bersama-sama mendapatkankekuatan untuk menghadapi pergumulan hidup —ARS

MEREKA YANG MENGGUGAH SEMANGAT SESAMANYA MENGUBAH KEHIDUPAN MENJADI LEBIH BAIK

Allah yang Kudus

Apa tujuan Allah menyatakan diri-Nya kepada umat Israel di kaki
gunung Sinai? Setelah umat merespons perjanjian Sinai secara
positif, maka perjanjian itu perlu mendapatkan pengesahan dan
penjabaran lebih lanjut.

Penyataan Tuhan ditujukan untuk dua hal penting. Pertama, supaya
umat Israel mengenal sungguh-sungguh siapa Allah yang kepada-Nya
umat diikat dalam perjanjian. Itu sebabnya, sebelum Tuhan
menyatakan diri-Nya kepada mereka, mereka perlu mempersiapkan
diri dengan sungguh-sungguh. Mereka disuruh menguduskan diri
dengan menjaga kebersihan tubuh (ayat 10, 14) dan tidak
bersetubuh (ayat 15). Bukan berarti bahwa tindak persetubuhan
merupakan dosa, melainkan supaya tubuh tidak dinajiskan oleh
cairan yang keluar sebagai akibat tindakan persetubuhan tersebut
(lih. Im. 15). Mereka harus menjaga diri untuk tidak menyentuh
apalagi mendaki gunung Sinai karena Allah hendak menyatakan
diri-Nya di situ (ayat 12-13). Intinya Allah yang kudus tidak
boleh dihampiri secara sembarangan.

Kedua, supaya umat Israel melihat bahwa Musa adalah orang yang Tuhan
pilih sebagai pengantara Allah untuk berbicara dan mengajar
mereka mengenai esensi perjanjian Sinai (ayat 9). Hal ini
penting karena Musalah yang akan menerima Taurat dan penjabaran
detailnya untuk selanjutnya ia ajarkan kepada segenap umat
Israel. Ini adalah hak prerogatif Allah dalam memilih hamba-Nya
dan semua umat harus menerima penetapan Allah tersebut.

Di dalam Kristus, tidak ada lagi jurang pemisah antara manusia
dengan Allah. Sayang, kadang kita memperlakukan Allah dengan
sembarangan. Dia tetap Allah yang kekudusan-Nya tidak boleh
disepelekan. Mari periksa sikap ibadah kita. Adakah sikap hormat
dan khidmat dalam ibadah? Atau malah kita memikirkan dan
melakukan hal lain, bercakap-cakap misalnya. Motivasi kita
beribadah pun harus diperiksa ulang, apakah karena Dia yang
layak disembah atau sebenarnya kita sedang mengharapkan
berkat-Nya semata.

Kedahsyatan Penyataan Allah

Seperti apakah penyataan Allah? Kebanyakan kita mungkin belum pernah
memiliki pengalaman merasakan kehadiran Allah. Umat Israel pun
selama itu hanya melihat kehadiran Allah lewat mukjizat dan
tanda-tanda yang diperagakan Musa. Namun kali ini Allah sendiri
menyatakan kehadiran-Nya secara langsung.

Kehadiran Allah di gunung Sinai tentu tidak bisa dilihat secara
kasat mata karena Dia adalah Roh adanya. Namun kehadiran-Nya
ditandai gejala alam seperti yang digambarkan perikop ini yaitu
guruh, petir, awan yang pekat, bunyi sangkakala, dan api yang
asapnya begitu tebal seperti dari dapur perapian. Nyatalah bagi
bangsa Israel sekarang bahwa Allah mereka adalah Allah yang
begitu agung dan mulia, begitu tinggi, jauh di atas manusia.

Dengan penyataan yang begitu dahsyat, Allah menunjukkan
kehendak-Nya. Pertama, sekali lagi Allah ingin mengajari umat
agar tidak sembarangan menghampiri Allah yang Maha Kudus.
Kekudusan Allah akan menghanguskan manusia bagai api yang
membakar semua kotoran (lih. Kel. 24:17; Ibr. 12:29). Kedua,
agar umat menyadari bahwa Allah berdaulat atas alam, juga atas
umat manusia. Kesadaran akan hal itu seharusnya membuat umat
Tuhan siap mendengarkan firman Tuhan yang akan menjadi pedoman
bagi mereka untuk hidup sesuai perjanjian-Nya, sekaligus
menikmatinya. Segera sesudah penyataan-Nya ini, Allah langsung
mengajarkan Sepuluh Hukum Allah yang menjadi fondasi hidup dan
karakter umat Tuhan (Kel. 20:1-17).

Syukur kepada Kristus karena kita dapat menghampiri Allah dengan
keberanian iman kita. Namun hendaknya kita datang bukan karena
hanya mengharapkan berkat-Nya yang berlimpah. Penyataan-Nya yang
dahsyat harus menyadarkan kita bahwa Dia berdaulat atas segala
hal dalam hidup kita. Oleh karena itu, marilah kita menghampiri
Dia dengan hati yang tunduk, dengan keterbukaan untuk diajar,
dibentuk, dan diutus-Nya menjadi berkat untuk sesama.

Allah yang Kudus

Apa tujuan Allah menyatakan diri-Nya kepada umat Israel di kaki
gunung Sinai? Setelah umat merespons perjanjian Sinai secara
positif, maka perjanjian itu perlu mendapatkan pengesahan dan
penjabaran lebih lanjut.

Penyataan Tuhan ditujukan untuk dua hal penting. Pertama, supaya
umat Israel mengenal sungguh-sungguh siapa Allah yang kepada-Nya
umat diikat dalam perjanjian. Itu sebabnya, sebelum Tuhan
menyatakan diri-Nya kepada mereka, mereka perlu mempersiapkan
diri dengan sungguh-sungguh. Mereka disuruh menguduskan diri
dengan menjaga kebersihan tubuh (ayat 10, 14) dan tidak
bersetubuh (ayat 15). Bukan berarti bahwa tindak persetubuhan
merupakan dosa, melainkan supaya tubuh tidak dinajiskan oleh
cairan yang keluar sebagai akibat tindakan persetubuhan tersebut
(lih. Im. 15). Mereka harus menjaga diri untuk tidak menyentuh
apalagi mendaki gunung Sinai karena Allah hendak menyatakan
diri-Nya di situ (ayat 12-13). Intinya Allah yang kudus tidak
boleh dihampiri secara sembarangan.

Kedua, supaya umat Israel melihat bahwa Musa adalah orang yang Tuhan
pilih sebagai pengantara Allah untuk berbicara dan mengajar
mereka mengenai esensi perjanjian Sinai (ayat 9). Hal ini
penting karena Musalah yang akan menerima Taurat dan penjabaran
detailnya untuk selanjutnya ia ajarkan kepada segenap umat
Israel. Ini adalah hak prerogatif Allah dalam memilih hamba-Nya
dan semua umat harus menerima penetapan Allah tersebut.

Di dalam Kristus, tidak ada lagi jurang pemisah antara manusia
dengan Allah. Sayang, kadang kita memperlakukan Allah dengan
sembarangan. Dia tetap Allah yang kekudusan-Nya tidak boleh
disepelekan. Mari periksa sikap ibadah kita. Adakah sikap hormat
dan khidmat dalam ibadah? Atau malah kita memikirkan dan
melakukan hal lain, bercakap-cakap misalnya. Motivasi kita
beribadah pun harus diperiksa ulang, apakah karena Dia yang
layak disembah atau sebenarnya kita sedang mengharapkan
berkat-Nya semata.

SAHABAT SEJATI

Bacaan : Yesaya 40:25-31
Setahun: Mazmur 58-60
Nas: Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat
kepada yang tiada berdaya (Yesaya 40:29)

Judul:

SAHABAT SEJATI

Ada gula, ada semut. Peribahasa ini tampak begitu nyata dalam
kehidupan orang-orang yang ditinggalkan teman-temannya pada saat
mengalami kegagalan. Kenyataan membuktikan bahwa lebih mudah
mendapatkan teman pada saat segala sesuatunya berjalan dengan baik,
sukses, dan gemilang. Tetapi di saat-saat yang sulit; dalam
kebangkrutan, kegagalan dan penderitaan, mereka berpaling pergi. Teman
sejati adalah mereka yang tidak meninggalkan temannya sekalipun dalam
duka dan keadaan sulit.

Melebihi seorang teman sejati di dunia, Tuhan adalah Sahabat sejati
bagi kita. Dia tak pernah meninggalkan kita dalam situasi seburuk apa
pun. Firman-Nya, "Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau" (Yosua 1:5). Saat dunia mencampakkan orang yang
gagal, Dia justru datang untuk menolong orang-orang yang sakit,
menghibur yang berduka, memberikan kelegaan kepada mereka yang letih
lesu dan berbeban berat, memberikan kekuatan kepada yang lelah, dan
menambah semangat kepada yang tak berdaya. Dia sangat peduli kepada
kita!

Saat ini, apakah Anda sedang membutuhkan dukungan semangat dari
seorang teman? Sekalipun Anda tidak dapat melihat-Nya secara fisik,
Anda dapat merasakan kehadiran-Nya dengan nyata. Dia memberikan
dukungan semangat setiap saat kepada kita untuk terus berjuang
melakukan yang terbaik. Dia tak pernah mengabaikan kita. Dia selalu
ada bagi kita, Dia sangat mengasihi kita. Hidup kita begitu berharga
bagi-Nya, sehingga Dia memberikan nyawa-Nya untuk menebus kita. Maka,
bersandarlah teguh kepada-Nya. Andalkanlah Dia, Sahabat kita, Sang
Sumber kekuatan kita —HA

MELANGKAHLAH BERSAMA-NYA, SAHABAT SEJATI KITA
MAKA TIDAK ADA ALASAN BAGI KITA UNTUK MENYERAH
DALAM HIDUP!

INVESTASI DI MASA DEPAN

Bacaan : Maleakhi 4
Setahun: Mazmur 55-57
Nas: Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan
orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang
yang tidak beribadah kepada-Nya (Maleakhi 3:18)

Judul:

INVESTASI DI MASA DEPAN

Suatu hari, tanpa sengaja saya mematahkan sebuah bangku milik sekolah.
Lalu saya berinisiatif untuk melaporkan hal itu kepada seorang guru.
Sebenarnya saya punya kesempatan untuk tidak melapor, karena tidak ada
seorang pun yang tahu saat bangku itu patah. Namun, karena ingin
berlaku jujur, saya secara sportif melaporkannya. Pada waktu saya
melaporkan kejadian tersebut, terjadilah hal yang tidak saya harapkan.
Saya terkena semprot kemarahan guru saya. Hati saya sangat dongkol
saat itu. Berbuat jujur, tetapi malah tidak mujur. "Huh ... percuma
saya jujur, tahu gini mendingan tidak usah lapor."

Kadang-kadang kita merasa bahwa berbuat baik itu tidak ada gunanya.
Bahkan yang lebih menguntungkan justru jika kita berbuat hal yang
tidak baik. Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa hal tersebut bisa
saja terjadi dalam hidup kita. Kita bisa memandang bahwa menjadi orang
fasik lebih enak dibandingkan menjadi orang yang takut akan Tuhan.
Akan tetapi, semuanya akan benar-benar teruji pada hari ketika Tuhan
mengadakan penghakiman. Nabi Maleakhi menyatakan bahwa pada hari
tersebut orang-orang fasik yang tampak "beruntung" selama masa
hidupnya akan seperti jerami yang habis terbakar dalam murka Allah.
Sedangkan orang-orang yang takut akan Tuhan akan keluar dengan sorak-
sorai dan kegirangan (ayat 1,2).

Ternyata berbuat hal yang baik di dalam Tuhan itu tidak akan percuma.
Walaupun kelihatannya "rugi’, hal itu sesungguhnya adalah "investasi"
kita untuk hari penghakiman kelak. Pada hari terakhir, semuanya akan
terbukti —RY

JANGAN PERNAH MERASA "RUGI" BERBUAT BAIK
KARENA ITU AKAN MENGUNTUNGKAN KITA PADA MASA MENDATANG